Pages

Feb 5, 2015

I'm ready to love again

Seems like I was walking in the wrong direction
I barely recognize my own reflection, no
Scared of love but scared of life alone

Seems I've been playing on the safe side baby
Building walls around my heart to save me, oh
But it's time for me to let it go

Yeah, I'm ready to feel now
No longer am I afraid of the fall down
It must be time to move on now
Without the fear of how it might end
I guess I'm ready to love again

Just when we think that love will never find you
You runaway but still it's right behind you, oh
It's just something that you can't control

Yeah, I'm ready to feel now
No longer am I afraid of the fall down
It must be time to move on now
Without the fear of how it might end
I guess I'm ready to love again

So come and find me
I'll be waiting up for you
I'll be holding out for you tonight

Yeah, I'm ready to feel now
No longer am I afraid of the fall down
It must be time to move on now
Without the fear of how it might end
I guess I'm ready, I'm ready to love again
Ketika lagi asik-asik ngetest tiba-tiba lagu ini terdengar. Sebenarnya ini bukan kali pertama aku menyukai lirik lagu ini. Udah lama. Tapi ijinkan aku menuliskan lirik ini di sini. Sebagai pengingat.

Aku pernah di posisi itu. Takut. Kata yang hanya lima huruf tapi memberi dampak yang sangat banya. Dan seperti liriknya, building walls around my heart to save me, akupun demikian. Menutup diriku.
Diluar aku akan terlihat tidak menutup diri, suka melirik pria cakep, mengakui suka dengan pria ini dan itu. Tapi dalam hati ini, sejujurnya belum siap, belum siap memulai hubungan.
Aku tidak takut jatuh cinta. Aku jatuh dan mencinta, tapi aku tidak menginginkan hubungan. Hanya mencinta dan menggoda. Mendekat kemudian menjauh. Menarik lalu melepas.
Tidak ingin terikat karena tahu bahwa aku pasti akan menyakiti juga disakiti. Jadi aku memilih untuk tidak membangun hubungan yang mengerikan itu. Karena percintaan itu bukan hal yang mudah dan dibutuhkan komitmen.
Aku terluka oleh hubungan terdahulu. Tapi aku sudah memaafkan, Sayangnya, maaf tidak menyembuhkan luka. Luka itu membuatku menjadi seseorang yang lain. Entah ini baik atau tidak aku hanya menikmati setiap hariku dengan melupakan masalah percintaan.
Aku sempat menjalani hari dengan mendoakan cinta. Hingga aku lelah karna cinta itu tak kunjung dating. Ku kira.

Hingga aku sadar, didalam diriku masih ada bagian yang tidak menginginkan percintaan itu. Takut. Seperti yang kusebutkan diatas. Aku takut hubungan itu akan berakhir dengan pernikahan yang buruk. Atau takut kalau takutku tidak akan membawaku sampai ke altar suci.
Aku tidak siap terikat, kataku. Aku masih ingin jalan-jalan ke negara ini dan itu, belaku. Aku masih menikmati sendiri, teriakku.
Tapi dalam hati tidak bisa memungkiri, aku tidak ingin hidup sendirian.
Jangan nasehatiku dengan semua apa kata alkitab dan kata orang-orang bijak. Aku akan melawanmu. Sangat keras kepala. Begitulah kata sahabatku setiap kali mereka menasehatiku.
Tapi setelah aku menyampaikan doa itu disuatu malam ketika aku menangis. Aku lega. Rasanya Tuhan memang sedang memelukku malam itu. Dan itu membuatku makin ringan melangkah. Rasa takutku masih ada kok. Dia tidak pergi kemana-mana ataupun berkurang, hanya aku bisa bernafas dengan lega. Aku siap. Siap sama cerita cinta dari Tuhan. :)

No comments:

Post a Comment