Pages

Dec 28, 2015

Kisah apakah ini?

Ada perasaan rindu yang mulai menggrogoti relung hati.
Ada rasa ingin tahu tentang detail kehidupannya.
Ada rasa cemburu dengan tawanya bersama orang lain.
Ada marah bila dia tidak mau mengerti.

Iya, aku takut.
Kami berbeda.
Dia merangkak dari ketidakadaan menjadi berada.
Sementara aku melangkah dari kenyamanan dan menikmatinya.
Dia dengan semua beban keluarga di bahunya.
Sementara aku dengan ego kebebasanku sebagai wanita single dan anak tunggal.

Aku berusaha, itulah menurutku.
Aku mencoba mencari perhatiannya.
Tapi rasanya aku gagal.

Dec 3, 2015

Aku Merindu

Aku merindu.
Satu kalimat dua kata dengan inti RINDU. Siapa yang tidak mengenal rindu itu? Hanya saja yang aku rindukan itu yang tidak aku kenal.
Aku rindu kamu. Satu sosok yang mungkin belum aku kenal. Satu sosok yang mungkin belum pernah aku temui.
Aku berdoa setiap hari, agar rindu ini segera sampai padanya.  Aku memohon setiap hari agar Tuhan berbaik hati padaku, agar pintu yang bernama JODOH itu segera dibukakan. Aku menggedor dipintunya bukan karena aku usiaku yang semakin bertambah, bukan karena orang tua yang selalu meminta. Aku meminta pada Tuhan, karena aku RINDU.
Apalagi yang harus aku lakukan?
Tanyaku tiap hari. Apa yang harus aku lakukan agar aku siap?
Aku tahu kehidupan pernikahan itu bukanlah kehidupan yang gampang ataupun indah. Bukan berarti setelah menikah, hidupku akan lebih baik. Pasti lebih sulit! Lebih banyak orang yang harus dimengerti, lebih banyak orang yang harus diurus. Padahal kau tahu siapa aku, bukan?
Aku si wanita jalang yang bahkan mengurus diri sendiri masih becus. Si wanita egois yang tidak mau mengerti orang lain. Si sombong yang selalu membanggakan dirinya. Bagianmakah yang melayakkanku untuk bermimpi tentang pernikahan.
Walaupun begitu aku tidak mau menikahi seseorang hanya karena tidak ada pilihan lain. Aku tidak mau menikah karena paksaan orang tua. Aku tidak mau menikah karena usia ataupun lingkungan yang memaksaku. Aku mau menikah karena memang aku yang INGIN.