Pages

May 27, 2014

[Cerpen] Too much Rachel!

Senin, jam 8 malam waktu setempat

"Kamu dimana?"

Seberapa sering aku ingin mengirimkan pesan ini. Seberapa sering kali aku menghapus layar ponselku dan batal mengirim pesan itu.

Kamu si gadis aneh yang sudah menghiraukanku selama satu tahun ini. Kamu dimana! Di negara bagian mana? 

Kau hanya mengatakan kalau kau ingin pergi keluar negri. Tidak memberitahukan ke mana dan berapa lama. Aku sakit, sakit karena tidak bisa bahagia. Semua kesibukan ini hanya bisa mengalihkan pikiranku beberapa saat, tapi ketika aku terhenti dari segala kesibukan ini maka kenanganmulah yang muncul.

Wajah bahagiamu setiap kali kau melihatku. Senyummu setiap kali aku menyentuhmu. Caramu memainkan rambut ikalmu, caramu menekukkan mulut setiap kali aku menggodamu.

Wanita yang setiap kali aku marahi, hanya akan tersenyum dan tidak pernah takut dengan segala amarahku, karena dia hanya takut kalau aku memecatnya. Si wanita miskin yang selalu merapikan meja kerjaku, si wanita yang berbeda 180 derajat dari model-model yang bekerja di perusahaanku, si wanita yang tidak tahu apa bedanya eye liner dengan maskara.

Wanita miskin yang akhirnya berhasil menggumpulkan uang untuk keliling dunia. Mengejar mimpi masa kecilnya. Kau dimana, wanitaku?

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kamis, jam 8 pagi waktu setempat

"Betty, sepuluh jam lagi pesawat ini akan sampai Jakarta. Apakah kau akan langsung menemui pria itu?" 
"Iya dong.. I miss him so much!"

Aku melirik kedua wanita yang duduk di sampingku, usia mereka tidak jauh berbeda dengan usia wanitaku. Aku tidak tahu sudah berapa lama mereka di negara ini, atau sudah berapa lama wanita itu tidak bertemu dengan kekasihnya. Aku hanya ingin tahu, apakah wanitaku merindukanku sama besarnya dengan rasa rindu ini?

Hari ini aku harus kembali lagi ke Jakarta karena besok akan ada meeting dengan para pemegang saham. Aku harus tidur sepanjang perjalanan ini, karena begitu pesawat ini sampai meeting dan segala urusan kantor sudah menantiku. Sepuluh jam adalah waktu yang cukup lama untuk mengosongkan pikiran ini.

"Dave..." Aku tidak tahu sudah berapa lama aku tertidur, tapi aku mencoba membuka mataku untuk melihat siapa yang memanggil namaku.

"Dave, bangun! Kamu harus meeting lima menit lagi dan masih tidur!!??" 

"Rachel?"

"Bangun cepetan!" Wanita itu terlihat sama. Sama cantiknya, sama manisnya, dan sama cerewetnya.

"Rachel..." Panggilku lagi, karena aku masih tidak yakin apakah wanita itu adalah Rachel-ku.

"Apalagi sih, Dave.. Cepetan! Pak Wira udah nungguin di bawah!" 

"Rachel, kemarilah.." Aku memanggilnya mendekat dan ketika aku bisa meraihnya, aku menariknya kepelukanku. 

"Rachel aku merindukanmu." Pelukanku semakin kupererat, karena aku memang sudah sangat merindukannya.

"Hei! Lepasin, aku!" Plakk!! Pipiku terasa perih. Dan seketika itu juga mataku terbuka. Di depanku berdiri wanita yang tadi duduk di sebelah si Betty. Perlu beberapa detik bagiku untuk mengumpulkan semua memoryku yang bertebaran di alam mimpi dan dunia nyata ini. Untuk menyimpulkan bahwa aku bermimpi memeluk Rachel di dunia mimpi dan pada kenyataannya aku memeluk wanita ini.

"Maaf, saya tadi sedang bermimpi. Maaf sekali lagi maaf." Aku berusaha memohon maaf dan menyampaikan perasaan bersalahku padanya.

"Rachel, kamu baik-baik saja?" Si Betty, mendatangi temannya dan memberikanku pandangan kesal yang bercampur jijik. 

Argghhh kalau bukan karena perasaan rinduku pada Rachel, aku tidak akan mungkin memeluk sembarangan wanita. Tapi...

"Tunggu dulu! Nama kamu tadi siapa? Rachel?" Aku menahan si Rachel yang sudah berjalan beberapa langkah dengan membawa ranselnya.

"Bukan urusanmu! Gak usah pake pdkt!! Rachel, ayo kita pergi. Mas-mas mesum begitu gak usah diladenin."

Sial! Untung dia perempuan, kalau tidak, hanya Tuhan yang akan tahu dia akan berakhir di rumah sakit umum atau rumah sakit jiwa!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jumat, jam 8 pagi waktu setempat

"Apa sudah ada kabar dari Rachel, Pak?" Aku bertanya pada Pak Wira yang adalah supir dan sekretaris pribadiku yang sudah menungguku di bandara. Menurutnya Rachel saat ini sedang ada di Eropa, tapi lokasi pastinya tidak ada yang tahu.

Rachel dan Pak Wira sering berhubungan, tapi denganku dia tidak akan mau menjawab telpon ataupun pesanku.

"Mbak Rachel, titip salam dan ucapan selamat ulang tahun untuk Bapak."

Aku tidak menjawab perkataan sekretarisku itu, aku marah padanya. Dia dan Rachel hampir setiap hari berbagi kabar, tapi kabar yang boleh sampai padaku hanya terbatas. Sial! Hari ini benar-benar sial! Wanita yang bernama Rachel dan Betty tadi dan sekarang sekretarisku yang bikin kesal!
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jumat, jam 7 malam waktu setempat

"Pak Dave, ditunggu di lantai 8 oleh Pak Wicky."
"Bukannya lantai 8 itu sport  center? Mengapa si Wicky tua itu mau ketemuan di sana?"
"Saya juga kurang tahu, Pak. Saya hanya menyampaikan pesan dari sekretaris beliau." 

Dasar Wicky tua! Suka sekali mengadakan pertemuan rahasia dan pasti yang dibahas masalah wanita!
Sebenarnya aku sudah sangat lelah dan ingin segera pulang, tapi si Wicky ini adalah pemegang saham terpenting diperusahaanku, jadi seaneh apapun permintaannya aku harus menurutinya.

Begitu aku sampai di lantai delapan, si Wicky tua itu memang sudah ada di sana bersama seorang wanita dengan seragam olah raga tennis. Aku tidak perlu melihat wajahnya untuk tahu wanita seperti apa dia. Lihat saja roknya dan kaus yang sangat ketat itu.

"Hallo, birthday boy! Seharusnya kita merayakan ulang tahunmu di club-M yang baru dibuka itu."
"Maaf Pak, tapi saya sudah sangat lelah malam ini."
"Justru itulah, kita mencari sesuatu yang bisa bikin kita bertenaga lagi.. hahaha.. Oya, Dave.. kemarin aku bertemu dengan seorang wanita cantik.. Namanya siapa ya... Emm aku lupa.. Tapi yang pasti, wanita itu baru di sini."
Aku masih belum paham dengan maksud pembicaraan ini.
"Jadi begini Dave, aku dengar-dengar wanita ini adalah orang yang sudah membeli Hotel G yang sudah mau bangkrut itu. Dan kau lihat sekarang? Tidak sampai tiga bulan Hotel G bukan hanya tidak jadi bangkrut, tapi malah akan membuka cabang baru di Bandung. Awalnya aku mengira yang membelinya adalah seorang pria dengan insting bisnis yang bagus. Tapi ternyata aku salah."
"Lalu?" Aku sudah lelah mendengar penjelasan gak penting ini.
"Ahh.. Kamu ini bagaimana sih, Dave? Wanita itu masih muda, sekitar 26 atau 27 tahun, dan dia sudah mempunyai hotel! Apa kau tidak tertarik untuk mendekatinya? Apalagi dia cantik loh..."

Aku menghela nafasku, sudah kuduga ini memang masalah wanita. Aku memang sudah mendengar tentang wanita ini, tapi buatku itu tidak penting. Selama dia tidak mengganggu bisnisku, kenapa aku harus peduli?

"Maaf, Pak Wicky. Saya sedang tidak fokus di bisnis saya dulu. Urusan wanita itu ada waktunya kok, Pak.." Aku mencoba untuk tetap santai dan bercanda dengan si tua ini.
"Jangan begitu, Dave.. Bagaimanapun juga aku kenal orang tuamu, rasanya aku punya kewajiban untuk mencarikanmu jodoh yang baik. Bertemulah dahulu dengannya. Datanglah besok malam ke lantai 9 Hotel G, di situ ada restaurant. Tanyakan saja reservasi atas namamu di sana." Si tua itu pun berlalu sambil menepuk bahuku.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sabtu, jam 7 malam waktu setempat

"Bapak ingin makan malam dimana?" Hari ini aku bisa pulang lebih awal karena ada satu dinner meeting yang dibatalkan. Sekarang aku dan Pak Wira sedang dalam perjalanan pulang.

"Tidak tahu, Pak. Apa Bapak punya rekomendasi?" Biasanya sekretarisku ini paling up-to-date soal segala hal. Karena itu memang tugasnya. Sekretrais dari pemilik perusahaan fashion.

"Saya dengar-dengar spaghetti di Hotel G yang paling enak, Pak. Dan kalau beruntung, terkadang pemiliknya langsung yang memasaknya." Aku langsung teringat dengan reservasi yang dilakukan Si Tua Wicky itu.

"Ahh.. tapi rasanya spaghetti Rachel tidak ada tandingannya."

"Sebaiknya kita coba saja dulu, Pak. Mungkin kita sedang beruntung dan berhasil mendapatkan menu spesial dari si pemilik perusahaan."

Aku tidak tahu mau menjawab apa karena rasanya otakku terlalu lelah untuk berfikir, biarlah kali ini nasib yang memainkan perannya. "Terserah Bapak, saja" 

Sesampainya di lantai 9 Hotel G, aku baru sadar bahwa restaurant itu adalah restaurant termewah yang pernah aku lihat. "Sekaya apa wanita itu hingga bisa mengubah hotel ini menjadi semewah ini?" tanyaku akhirnya pada Pak Wira.

"Dia tidak kaya, Pak. Dia hanya cerdas" Aku tidak mengerti apa maksudnya, tapi aroma makanan di situ benar-benar menggoda. 

Aku memutuskan untuk duduk di dekat meja yang sudah di reserved oleh Wicky Tua, karena aku memang tidak berniat untuk bertemu wanita itu. Tapi aku tidak bisa bohong bahwa aku penasaran dengan wanita itu.

Pelayan mengatakan bahwa hari ini pemilik hotel itu sedang ada di dapur dan akan memasak untuk sepuluh tamu pertama malam ini. Tidak bisa ku ingkari ada rasa senang terbesit di hatiku, karena aku juga penasaran dengan masakan wanita yang dipuji oleh si Wicky Tua. Apalagi dia memujinya cantik.

Aku memesan menu favorite di hotel itu, spaghetti dan cream soup. "Pesanan Bapak akan langsung diantarkan oleh Ibu Rachel. Terimakasih"

"Apa? Tunggu!" Aku memanggil pelayan itu, tapi dia sudah terjanjur pergi.
"Apa barusan dia bilang 'Ibu Rachel'?" Aku pun bertanya pada Pak Wira dan dia hanya menggeleng kepala.

"Rasanya, Pak Dave sudah terlalu lelah. Sebaiknya saya pergi dulu, kalau Bapak sudah selesai dapat menghubungi saya."

Ahh.. apa aku sudah segila itu karna Rachel? Aku menundukkan kepalaku yang terasa berat di meja, ingin rasaya aku meneriakkan nama Rachel agar dia datang padaku saat ini.

"Silahkan spaghetti dan cream soupnya, Pak.." Aku membiarkan pelayan meletakkan makananku di atas meja tanpa memandang siapun yang memberikannya. 

"Apakah, Bapak ingin di pijat bahunya? Kelihatannya Anda sedang banyak pikiran" Aku hanya menggelengkan kepalaku.

"Ah.. sayang sekali, padahal saya yakin saya bisa bikin pikiran Bapak tenang. Atau... " suara wania itu semakin kecil seperti berbisi. "bisa bikin kamu ketagihan sama aku." 

"Damn!! Can't you just leave me alone?" Aku membanting meja itu dan mengangkat kepala untuk memarahi siapapun wanita brengksek yang sudah menggodaku itu. 

Wanita itu masih menggunakan apron di depan gaun hitam yang sedang digunakannya. Aku memandanginya dari bawah hinnga ke atas. Apron putih, haun hitam dengan v neck yang membuatku ingin menelan ludah, kalung liontin sederhana yang terbuat dari berlian. Bibir yang diberi perona warna lembut yang ditutupi tangannya. Dan mata melototnya karena aku baru saja membentaknya.

"Sorry, Aku tidak bermaksud..."
"Rachel?" Wanita itu menggigit bibir bawahnya, seperti kebiasannya setiap kali dia panik.
"Tadi aku sebenarnya mau kasih ke.." 

CUP! Aku mencium bibir itu, aku melupan bibir rasa cherry itu. Aku memeluk tubuh itu. Kehangatannya, kelembutannya, aku merindukan dia. Rachel.. Dia adalah Rachelku dan kali ini aku tidak peduli ini mimpi atau tidak, apakah setelah ini aku ditampar atau tidak.

"Dave, sto..oop! Or...ora... lia.. kita!" Rachel berusaha berbicara ditengah pagutanku. Semasa bodoh!
"Where have you been?" Aku pun akhirna melepaskan dia dan melihat bibir itu sudah semakin membengkak. "Dan kenapa kau ada disini?"

Rachel hanya tersenyum.. dan dia memelukku.
"Dimanapun aku berada, kau selalu dihatiku, Dave..."

NB: sory for this supper short short story. I just write this in the middle of my waiting time.. :)

1 comment:

  1. Hey!

    Mantap Cerpen! Anda penulis yg bagus :) Aku juga peminat buku sama dengan Anda. Apakah Anda punya koleksi buku elektronik (e-book)? Jaran bisa dapat buku dalam bahasa Indonesia online (yg bahasa inggris atau bahasa lain juga bagus!). Aku bersama teman2 membuat situs untuk kumpulkan dan bagikan berkas ( www.kumpulbagi.com ). Di situs ini Anda bisa membagikan dengan mudah semuanya tanpa upaya dengan registrasi dan pemberantasan ukuran dan waktu terhapus . Tidak ada pengguna premium. Semuanya gratis... Kalau Anda mau aku mohon untuk membuat koleksi buku elektronik Anda hanya butuh beberapa waktu untuk bagikan sastra yang baik dengan lainya

    Cek koleksi saya dan coba caranya http://kumpulbagi.com/Edoo/buku-sekolah-inggris-1312/list,1,1 !

    Salam

    Edo

    ReplyDelete