Kisses don't No they don't Never don't lie You can run if you want but you cant hide Telling you its the truth don't you ask why~ Rihanna - Kisses don't lie ~
Rasanya seperti coklat, begitu lidahku menyentuhnya aku akan memejamkan mataku untuk menikmatinya, setiap rasa manis yang meleleh di lidahku. Aku biarkan rasa manis itu berlama-lama ada di mulutku. Hingga saat dia menarik bibirnya, aku ingin bibir itu kembali lagi. Memberikanku rasa manis itu. Memberikanku kebahagiaan yang belum pernah aku rasakan.
Mata nya menatapku, mencoba mencari sesuatu. Tidak. Aku tidak akan pernah memberikan jawaban itu. Biarlah hanya aku dan hati ini yang tahu faktanya.
"Say it.."
"No!" aku mencoba berteriak, padahal suaraku mungkin terdengar seperti desahan.
"Liar!"
Dia memberikan coklat lagi, tapi kali ini rasanya bercampur keju. Rasanya lebih nikmat, apalagi kini tangannya tidak hanya diam. Dia mulai menyentuhku. Di tempat favoritku, dimana aku selalu merasa dimanja dengan jari-jari panjang itu.
Kini tubuhku, bersandar sepenuhnya di dingding dingin apartemennya. Tapi dinginnya dinding itu tidak bisa meredakan panas yang kini mulai menjalar di tubuhku. Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Besok adalah hari pernikahanku. Aku tidak boleh ada di sini lebih lama lagi.
"Stop!" Aku berteriak, dan kali ini sungguh-sungguh berteriak. Aku mendorongnya sejauh mungkin dari tubuhku, walaupun jauhnya hanya sepanjang tanganku. Aku mencoba mengatuh nafasku yang sudah seperti orang yang habis lari.
"I must go! Urusan kita dah selesai Dion.. " Aku melangkah menjauhinya menuju pintu apartemen itu. Aku memaksa otakku untuk fokus ke pintu, sementara hatiku masih ingin menuju kasur lembut pria itu.
Baru melangkah beberapa langkah, tanganku ditariknya dan dilemparkannya tubuhku ke atas kasur. Dalam hati aku merasa nyaman, tapi sekali lagi kesadaran bahwa besok aku akan jadi istri orang lain harus tetap aku pertahankan.