Ita,sahabatku, menghadiahkan buku
Chicken Soup for the Sister’s Soul sebagai hadiah ulang tahunku yang ketujuh
belas. Agak menggelikan rasanya menerima buku ini. Mengingat aku hanya memiliki
satu saudara perempuan dan anak itu masih berusia empat atau lima tahun. Aku
tidak pernah tahu dan tidak berniat mencari tahu kapan anak itu lahir.
Ingin rasanya aku melempar buku
itu ke tong sampah karena bagiku, buku itu tidak ada gunanya. Dia itu bukan
saudaraku. Tapi bukan Ita namanya kalau tidak bisa memaksaku. “I am your sister
too, dear.” Begitulah ultimatum Ita saat aku masih membiarkan buku itu menumpuk
di rak bukuku tanpa kusentuh. Ya, bagiku Ita itu bukan hanya sahabat, tapi dia
adalah saudara perempuanku.
Memiliki saudara perempuan itu bagai mempunyai sahabat yang tak mungkin kita singkirkan. Kita tahu, apa pun yang kita lakukan mereka akan selalu mendampingi. – AMY LI
Aku memang setuju dengan kutipan
di buku itu, hanya kalau saudara perempuanku itu adalah Ita. Tapi sayangnya tidak.
Aku dan adikku itu memiliki satu kromosom X yang sama, sayangnya hanya satu;
mungkin kalau kedua kromosom kami sama, aku pasti akan menyukainya.