Pages

Sep 18, 2013

Donor darah di Siloam

Rabu, 21 Agustus lalu, saya dan rekan kerja saya beramai-ramai ingin donor darah ke rumah sakit sebelah kantor.

Jadi ada di kantor kita a.k.a Rumah Beyond ada selogan, "Rumah sakit aja udah selesai dibangun, tapi Beyond belum beres-beres.."

Biasalah ya, namanya juga project IT yang lumayan gede pasti gak jelas kapan selesainya.. hehehe. Tidak bermaksud menyalahkan siapa-siapa sih.

Oke, back to story rumah sakit yang baru dibangun itu tidak lain dan tidak bukan adalah Siloam Hospital yang di TB Simatupang. Jadi sepertinya dalam rangka kegiatan promosi kali, ya.. Jadi mereka mengadakan acara donor darah.

Dan kita beramai-ramailah ke rumah sakit tsb hanya dengan berjalan kaki. Dan jujur saja mengitu masuk ke lobby rumah sakit, saya langsung takjub. Maklum saja, saya belum pernah ke rumah sakit Siloam. Saya bahkan menemukan grand piano di lobby-nya.

Perjalan kami langsung menuju lantai 11 tempat diadakannya donor. Saat ngantri, mata saya melihat tulisan 'Apartement' dan waktu melihat melalui jendela di pintuu tersebut, mata saya langsung dimanjakan oleh sofa-sofa dan perlengkapannya seperti yang biasa ada di ruang tamu.

Masuk ke dalam ruang antrian, ternyata bangku kosong sudah tidak ada lagi. Akhirnya sambil mengisi formulir, kita berdiri dan melihat-lihat sekitar. Dan ternyata lagi dan lagi saya dikejutkan oleh tulisan Dormitory. Sewaktu melihat kedalam, saya mendapati ruangan yang sudah disekat-sekat dan di dalamnya ada lemari. Mungkin kasurnya sebentar lagi akan di isi.

Nah, karena antrian panjang, salah satu petugas rumah sakit menyarankan agar kami ikutan tour rumah sakit saja, dan kami pun menerima dengan senang hati..

Dan dengan ditemani oleh Suster yang saya lupa namanya, kita (10 orang) memulai kegiatan kita. Oya saya tidak melakukan sesi pemotreran, soalnya agak malu juga.. hahaha

Perjalanan dimulai dari lantai basement, yang ternyata di huni oleh bagian Radiologi. Menurut Dokter yang menjelaskan pada kami, ruangan itu sengaja ditempatkan di Bunker agar tidak mencemari lingkungan. Bahkan antara bunker dengan lantai di atasnya di tempatkan timbalt setebal 40 cm.

Dokter tersebut memperlihatkan alat (komputer) yang mereka gunakan dan jug alat Radiologi yang sangat besar itu pada kami. Menurut beliau dengan alat itu tumor kecil diotak bisa langsung di 'mati'kan tanpa perlu operasi. Tapi tentu saja biayanya tidak murah ya..

Beliau mengatakan bahwa radiologi dan kemoterapi itu adalah rangkaian prosedur yang biasanya dilalui oleh penderita cancer. Dan mereka tidak pernah men-state kalau pengobatan dengan radiologi lebih manjur dari pada kemoterapi. Menurut beliau ada stage yang memang lebih baik dilakukan dengan kemo dan ada yang mengunakan radiologi. Semuanya tergantung tingkat cancer-nya.

Beliau juga mengatakan, bahwa mereka tidak bisa memastikan 100% bahwa penderita cancer yang sudah sembuh, maka cancer-nya tidak akan kembali. Karena pernyebaran cancer dalam bentuk mikron tidak bisa di pastikan.

Angka biaya untuk pengobatan cancer yang di sampaikan oleh sang dokter membuat kita semua menganga takjub plus ketakutan. Bayangkan saja angka 70 sampai 90 juta bisa saja di habiskan dalam SATU kali radiologi. Wiihhh.. Kesehatan itu memang mahal sodara.

Next. Kita ke ruangan UGD, jelas saja ini ada di lantai dasar (lobby). Tidak seperti UGD di rumah sakit Bromeus (Bandung) atau RS. Prigadi (Medan), UGD mereka tergolong kecil hanya dengan 9 bed yang disediakan. Mungkin saja proses penanganan pasien di sini tergolong cepat, jadi pasien tidak perlu berlama-lama di UGD dan langsung di tangani. Untuk pasien baby juga disediakan 1 bed khusus. Hal yang paling menjual disini adalah kecanggihan alat mereka, mereka memiliki tabung oksigen yang portable serta alat (istilah kedokterannya saya tidak paham) untuk menghitung dosis obat atau IV untuk pasien secara otomatically.

Lalu ruangan yang paling menarik lainnya adalah ruangan MRI. Itu loh ruangan buat scan badan secara menyeluruh menggunakan medan magnet. Untuk alat ini, pasien dengan logam di tubuhnya tidak boleh menggunakannya dan kita pun dilarang masuk ke ruangan ini.

Petugas MRI bahkan mempraktekkan daya magnet mesin itu menggunakan kalung miliknya. Kalau liat mesin MRI ini, saya teringan serial HOUSE, jujur saja rasanya apa yang saya liat di rumah sakit New Jersey itu hampir-hampir mirip.

Setelah MRI kita menuju ruang CT SCAN, kalau diruangan ini kita diperbolehkan masuk. Mesinnya lebih kecil dari mesin MRI dan kalau masuk keruangan itu, pasien terlebih dahulu harus diberikan radiologi.

Lalu kita pindah kebagian kateterisasi. Itu istilah saya untuk ruangan yang digunakan untuk pemeriksaan jantung (otak) menggunakan kateter. Jadi kateter itu seperti selang kecil yang dimasukkan melalui pangkal paha atau tangan untuk menuju jantung atau otak.

Memang sedang tidak ada pasie, sih. Tapi kita disugukan video pemasangan ring jantung. Di ruangan itu juga ada mesin nya. Seperti mesin berbentu C besar yang bisa berputar mengelilinya satu bagian (bagian atas) dari tempat tidur pasien. Katanya sewaktu operasi pemasangan ring tersebut diusahakan agar pasien tetapsa sadar dan dia bisa melihat proses pemasangannya. Mesin ini juga menggunakan radiologi juga. Wehh ternyata kalah kita penyakitan bakalan bersahabat sama radiologi.. Ihhh..

Tempat terakhir yang kita kunjungi adalah ruang rawat inap. Nah ini nih yang paling penting. List harga. hahaha

Kita masuk ruang VVIP yang langsung berhadapan dengan view Tol TB Simatupang dan memiliki sofa bed dan meja makan. Harganya tidak disebutkan, tapi untuk ruang VIP (minus meja makan) harganya 9xx ribu/malam. Kelas III dengan tiga bed, tanpa TV harganya 150rb/malam. Kelas II dengan 2 bed dan 1 TV, harganya 290rb/malam. Kelas I dengan dua bed dan dua TV (kata temen gw gak perlu suit kalau mau nonton) harganya saya lupa.. hahaha

Nah berakhirlah waktu tour kita, kembalilah ke ruang donong yang ternyata antriannya udah ngaco. Walaupun punya no antrian ternyata sudah tidak kepake bo, harus ngantri manual dan berdirinya bikin pegal.

Seteah capek ngantri, ternyata saya dan beberapa teman saja dinyatakan GAGAL sebagai donor, biasalah karena HB gak mencukupi (dua kali sudah saya gagal). Tapi kabar baiknya saja tetep dapet goddie bag-nya.. hahaha



No comments:

Post a Comment